Setiap Kata adalah Ilmu | Menuliskan Kata Mutiara di Setiap Hati

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah,  niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Q.S Muhammad (47): 7

   Bertitik tolak pada Q.S Muhammad ayat 7, ayat ini menjelaskan mengenai pertolongan Allah kepada orang-orang yang beriman dan senantiasa meneguhkan dan meninggikan kalimat Allah yang mulia, “Laa illa ha illallah”  dibandingkan kalimat lainnya yang menunjukkan persekutuan terhadap kekuasaan Allah Azza Wajalla. Tidak ada yang mampu meneguhkan dan meninggikan kalimat “Laa illa ha illallah”  kecuali Allah mengembankannya kepada orang-orang yang beriman. Allah adalah Maha segalanya, yang sebenarnya tidak memerlukan pertolongan hamba-Nya untuk menolong agama-Nya. Namun hal tersebut, patut dijadikan beban dan urusan yang harus dijalankan dikehidupan kita, yang menjadikannya prioritas nomor 1 disaat semua orang lebih me-nomor 2 kan urusan dan kewajiban kepada Tuhan nya. Jika kita menolong agama Allah, Allah menjanjikan keteguhan bagi mereka yang memperjuangkan agamaNya. Mereka yang mempersembahkan dirinya kepada Allah tanpa kemungkaran dan lebih mencintai Allah dibanding apapun. Dan kewajiban bagi kita untuk menjaga apa yang diberikan Allah SWT. Jangan sampai apa yang telah kita perjuangkan dan apa yang telah Allah berikan menjadi sia-sia.
Q.S Muhammad ayat 7 disebut juga Al-Qital  yakni “perang”.  Apa hubungannya dengan peperangan?
    Untuk menegakkan agama Allah SWT pastilah sulit, ada banyak yang memerangi atau tidak suka dengan apa yang kita perjuangkan. Namun ingatlah apa yang Allah janjikan, pertolongan Allah pasti akan datang disaat kesulitan kita dalam perjuangan itu, keteguhan kedudukan kita dijamin oleh Allah ketika kita tak pernah mundur walau ujian seberat apapun, yang mempu terlalui. Sebab, kita menyerahkan dan memohonkan pertolongan itu hanya kepada Allah Azza Wajalla.
Lalu apa kaitannya dengan pembahasan kita?

      Bagi aktivis dakwah yang khususnya baru menyelesaikan pendidikannya ditingkat SMA dan diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk lebih memperdalam ilmu dan pengalamannya dibidang tertentu pada perguruan tinggi yang diinginkan, sudah sepatutnya bersyukur. Ini merupakan salah satu bentuk dari pertolongan dari Allah SWT, dimudahkanNya kita untuk melanjutkan pendidikan, dibukakanNya pintu rezeki yang selebar-lebarnya kepada kita.
Namun yang saat ini perlu untuk diperjuangkan adalah “bagaimana caranya agar kita dapat terus mempertahankan hidayah yang telah Allah berikan kepada kita”. Disaat kesibukan kita di dunia perkuliahan nanti, masih sempatkah kita untu mengurusi agama Allah, memperbarui diri disaat yang lain rusak, dan mengemban amanah umat? Selama niat masih tertutur dan tertanam karena mengharap ke-ridho-an dari Allah, kita harus yakin bahwa kita tak akan lari, kita tak akan pergi, dan kita tak akan menjauh dari apa yang kita perjuangkan. Kita tak akan menerima kekalahan dalam memperjuangkan agama Allah ini, namun sudah pasti Allah akan meberikan kemenangan yang besar.
Tanamkan dan camkan di dalam hati kita, untuk selalu berjuang dan selalu bersama mengagungkan dan meninggikan kalimat Allah yang mulia. Ingatlah perjuangan ini pastilah sangat sulit, sebab kehidupan bukan hanya ada manisnya, namun kadang kala kita harus merasakan bagaimana pahitnya kehidupan.
Semakin sibuknya di dunia perkuliahan bukanlah alasan kita untuk jauh dari perjuangan. Teringat atas nasihat Luqman kepada anaknya,
“Wahai anakku, ketika kamu lahir didunia, sesungguhnya kamu telah membelakangi dunia. Dan yang ada dekat dihadapanmu adalah akhirat. Kamu tidak akan menyesal memikirkan akhiratmu. Namun kamu akan kecewa jika lebih memikirkan duniamu”
    Nasihat ini dapat kita jadikan sebagai motivasi bagi kita, bahwa jika lebih memikirkan dunia, jika hanya sibuk dengan kuliah kita nanti, jika kita jauh dari apa yang telah diperjuangkan dulu, maka kekecewaan itu pasti akan menerpa diri kita sendiri. Namun ketika kita mampu memperjuangkannya dan menyeimbangkan keduanya bahkan mengutamakan urusan kita kepada Allah maka kekecewaan itu akan sirna, hilang tak berbekas.
    Alangkah mulianya kita, alangkah senangnya kita, alangkah bangganya kita terhadap diri kita sendiri ketika kita mampu untuk memperjuangkan keduanya. Di tengah kesibukan kita kuliah, namun kita tak melupakan kewajiban kita kepada Allah, memenuhi hak umat, dan lain sebagainya. Ingatlah Allah akan kembali menolong kita ketika kita berjuang untuk menolong agamaNya. Allah akan memudahkan ketika kita diterpa kesuliatan disaat menjalankan aktifitas kuliah kita nanti. Allah tidak akan pernah ingkar janji kepada umatNya yang bersungguh-sungguh dan ikhlas memperjuangkan agamaNya. Allah pasti akan menolong kita. Tak akan ada seorang pun yang mampu memberikan pertolongan, sehebat apapun, sejenius apapun, sekaya apapun, tak akan ada yang memberikan pertolongan dan kemenangan. Yakinkanlah dalam diri kita akan esensi Q.S Muhammad ayat 7, Allah akan menolong dan meninggikan kedudukan kita ketika kita mampu memperjuangkan apa yang diperintahkan Allah SWT. Jika pertolongan itu tidak datang disaat yang kita harapkan, percayalah pertolongan itu datang disaat yang tepat. Dan tak ada seorang pun yang mampu menghalanginya.
     Jangan pernah mengatakan, “aku futur; aku pergi; aku mundur; aku tidak layak; aku tidak pantas” dan kata-kata lainnya yang hanya berupa fatamorgana manusia. Kita pantas, kita berhak dan kita layak, jika kita orang yang beriman maka Q.S Muhammad ayat 7 adalah pegangannya. Jika senantiasa tetap berada pada jalan Allah, Allah akan curahkan pertolongannya. Berusaha jujur dalam ujian tanpa menyontek, maka Allah akan menghargai dan menilai perjuangannya. Sesungguhnya Allah tak pernah bohong atas apa yang dijanjikan disetiap firmanNya.
“Karena aku menamkan esensi Q.S Muhammad ayat 7 disetiap perjuanganku, kuliah dan dakwah terasa mudah untuk dijalani. Curahkanlah setiap pertolonganMu bagaikan terpaan tsunami, yang tak seorang pun mampu membendungnya ” Aamiin Ya Rabbal’alamiin .
Allahu’alam bishowab.